gacorkali.art – Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita 18+

gacorkali adalah situs cerita dewasa, cerita sex, cerita 18+ dan cerita hot paling lengkap di indonesia

Cerita Dewasa

Cerita Sex Ngentot Tante Keenakan

Aku baru saja selesai mandi dan berniat ngeteh di teras rumah sambil menghirup udara pagi yang segar. Akan tetapi mataku melihat tante Ivone tengah asyik menikmati keindahan bunga ditaman depan rumah. Dengan gaya ala petani bunga Cibodas, tante ivone nampak serius memerphatikan tanaman itu. “pagi tan” sapaku. “Hmmm….” Balasanya tanpa berpaling dari rumpunan bunga. ” Mau aku buatin minum nda tan!?” Tanyaku lagi setengah menawarkan jasa. “Nda Usah!!!” jawabnya juga seraya membelakangiku. Aku tak melihat tante Rita, Hendri ataupun nita pagi ini. “Ach, pada lari pagi kali?” Fikirku dalam hati.

Aku kembali memperhatikan tante Ivone membelakangiku. Mulai dari betisnya yang putih mulus meskipun nampak kurus, pahanya yang lebih mulus dari betisnya, bokongnya meskipun terbalut celana pendek, namun terlihat jelas lekukannya. ” Coba dia bisa aku tiduri seperti tante Rita ya? ” gumanku dalam hati. Belum habis lamunanku, tiba2 kulihat tubuh tante Ivone terhuyung lemah ingin tersungkur. Dengan cepat aku meloncat dan memegangi tubuhnya yang nyaris tersungkur itu, Meninggalkan sisa lamunan cabulku.

Kurangkul tubuhnya yang mulus dan terlihat lemas sekali. “Ga papa kan tan??” tanyaku penuh rasa khawatir, seraya memapah tubuh tante Ivone. “Kepalaku terasa pusing Fad” jawab tante Ivone lemah. “Ya udah, istirahat aja didalam” saranku sambil terus memapahnya ke dalam rumah. “Akhirnya aku bisa merangkulmu Ivone” ucapku dalam hati. ada sejuta kebahagiaan didalam hatiku karena mampu merangkul tubuh si angkuh tersebut.

Setelah berada di dalam rumah, dengan perlahan kududukkan tante Ivone disofa ruang tamu. Dengan menarik nafas tante Ivone duduk dan bersandar pada sandaran sofa. Setelah itu aku melangkah meninggalkannya sendiri. Tak berapa lama aku kembali dengan segelas air hangat dan menghampiri tante Ivone yang tengah bersandar di sandaran sofa.” Minum dulu tan, biar enakan!” ujarku sambil merayahkan segelas berisi air hangat yang ku bawa. Tante Ivone pun meminum air hangat yang kuberikan. “Makasih ya Fad” ucapnya lemah sambil meletakkan gelas di meja yang ada di depannya.

“Kepalanya masih pusing ga tan!?” tanyaku. Tante Ivone hanya menganggukkan kepalanya. “Mau di pijatin ga!?” tanyaku lagi.” E, em ” jawabnya tante Ivone perlahan seakan tengah menahan sakit. Aku pun segera memijat mulai dari kepalanya dengan perlahan lahan, kemudian dahinya yang dia bilang merupakan pusat rasa sakitnya. “Wah,Kenapa tante Fad!?” Tanya Nita yang baru saja pulang. ” Tadi si tante hampir jatuh, kepalanya pusing Nit!” jawabku. “terlalu capek kali!?” ujarnya Nita sambil melangkah kedapur. “Dah aga mendingan Fad” jelas tante Ivone dengan mata terpejam, menikmati pijatan pijatan jariku. Terasa hangat dahinya bersamaan dengan rasa hangat yang menjalari tubuhku. Harum aroma tubuh tante Ivone terasa menusuk kedua lobang hidungku. Membuat aku ingin lebih lama lagi memijat dan dekat dengannya.

“Masuk angin kali tan, Dahinya aga anget ne!?” jelasku, berupaya memancing agar niatku tercapai. “iya kali?” ujarnya pula, seakan mengerti akan arti ucapanku. Membuatku makin berani lebih jauh. “Maudikerikin ga!?” tanyaku dengan penuh haraf kepadanya. “Memang kamu bisa!?” Tante Ivone balik bertanya. Membuat hatiku terasa berdebar tak karuan. “Ya bisa……” jelasku dengan cepat, takut tante Ivone berubah fikiran lagi. “Ya udah, tapi di kamar ya…., ga enak disini” pinta tante Ivone. Membuat hatiku berdebar makin cepat. Dengan perlahanku papah dia melangkah maju menuju kamarnya. Akupun berusaha untuk menahan dan menenangkan hatiku. Yang mulai dirasuki niat dan fikiran kotorku.

setelah brada didalam kamar, kusarankan agar dia beristirahat diranjangnya. tante Ivone pun merebahkan tubuhnya sraya bernafas panjang. seolah olah ada beban berat yang dibawanya. aku segera mengambil obat gosok dan coin untuk mengerik tubuh tante ivone. setelah kudapati semua yang kubutuhkan, aku kembali menghampiri tante ivone yang tengah menanti. dengan berani diriku memintanya agar dia melepaskan pakaiannya. sehingga tante ivone kini hanya mengenakan bra yang berwarna pink dan celana pendek saja. ada getaran hangat yang menjalari sekujur tubuhku, saat menyaksikan tante ivone membuka bajunya. hingga membangunkan kejantanan dan hawa nafsuku. yang telah mengendap dibenakku sejak awal, ketika memperhatikan dia ditaman.

dengan perasaan yang tak menentu dan dibayangi nafsu dibenakku, akupun mulai mengusap usap punggung mulus yang membelakangiku dengan hati hati sekali. “tali bra nya dibuka aja ya tan??” pintaku penuh harap sambil terus mengusap punggung halus dihadapanku. “iya..” jawabnya lirih. menahan kerikan dipunggungnya, ntah sakit atau geli aku tak tau. yang pasti tanganku segera melepaskan tali branya, sehingga membuat branya melorot menutupi sebagian payudara nya yang bulat dan berisi. seperti payudara milik gadis kebanyakan. setelah tiada lagi penghalang dipunggungnya, akupun membalurinya dengan minyak gosok. dan jari jemariku pun menari membentuk garis dipunggung tante ivone.

sambil sekali kali mataku melirik kearah payudaranya yang berusaha ditutupi dengan bra dengan kedua telapak tangannya. tapi hal tersebut membuatku semakin terangsang didorong rasa penasaran yang tramat. sementara tante ivone hanya terdiam serasa memejamkan matanya yang bulat dan indah. “pelan pelan ya fad?” pintanya masih dengan mata terpejam. tiba tiba pintu kamar perlahan terbuka, nampak nita tengah berdiri dimuka pintu. “tan aku mo kerumah dulu ya?” ujar nita berpamitan sraya matanya melirik kearahku. “iya nit..” balas tante ivone tanpa berpaling kearahnya. kemudian secara perlahan nita menutup kembali pintu dan berlalu pergi.

jari tanganku mulai nakal terhadap tugasnya, jariku terkadang menyelinap dibawah ketiaknya berusaha meraih benda yang bulat dan padat berisi yg ditutupinya. tangan tante ivone terkadang berusaha menghalanginya, dengan merapatkan pangkal lengannya. “jari kamu nakal ya fad?”. ucap tante ivone setangah berbisik seraya melirik ke arahku. membuatku tersipu malu. “habis gak kuat sich, tan..” jawabku jujur. tapi tante ivone malah melepaskan branya shingga kini payudaranya nampak polos tanpa pelindung lagi.

dan langsung menjadi santapan kedua mataku tanpa berkedip. langsung membuat hatiku berdebar debar menyaksikan pemandangan tersebut. “sekarang bisa kamu plototin sampe puas deh” ujar tante ivone tak lagi menutupi buah dadanya dengan kedua tangannya lagi. jantungku terasa begitu cepat berdetak dan membuat lemas seluruh persendianku. kontolku berlahan tetapi pasti mulai berdiri tegak mengikuti dorongan hasratku.

“memang da selesai ngeriknya fad?” tegur tante ivone mengingatkanku. membuat aku segera melanjutkan pekerjaanku yang tertunda sesaat. hampir seluruh bagian belakang tubuh tante ivone telah ku kerik dan berwarna merah bergaris garis. hanya bokongnya yang luput dari kerokan ku karena terhalang dengan celana pendek yang dikenakannya. tapi belakang bokongnya telah puas kupelototin. akhirnya pekerjaanku selesai juga. kemudian dengan perlahan jari jariku memijat pundaknya. tante ivone menundukkan kepalanya, sekali sekali terdengar suara dahak dari mulutnya. “sudah fad” printahnya, agar aku menyudahi pijatanku.

dengan perasaan malas akupun menghentikan pijatanku dan segera membersihkan sisa minyakn dikedua tlapak tanganku. “cuci tanganmu dulu biar bersih sana.” pinta tante ivone. akupun beranjak pergi kekamar mandi yg memang ada didalam kamar tersebut. setelah usai mencuci seluruh tanganku, akupun kembali menghampiri tante ivone yg tengah terlentang diatas ranjang masih dengan keadaan setengah bugil seperti saat aku tinggalkan kekamar mandi. hingga payudaranya yg bulat dan berisi nampak membusung besar didadanya, dengan puting yg berwarna coklat susu. “ayo fad, kamu mau mainin ini kan? aku juga mau kok?” ucap tante ivone sambil mremas salah satu payudaranya hingga putingnya menonjol kearahku. akupun mendekat menghampirinya dengan perasaan nafsu. membuat kontolku kian berdiri dan mengeras kencang dibalik clanaku.

aku pun tak menunggu lama, segera meremasi payudaranya yg menantang. tante ivone brgelinjang saat tlapak tanganku mndarat dan meremas kedua payudaranya. “acch.. iya fad trusss..” rintihnya perlahan. jari jemariku kian liar meremasi daging padat berisi tersebut. jariku juga mulai memainkan putingnya yg mulai mengeras. “ayo diisep fad,.. aaayooo..” pinta tante ivone dengan nafas tak teratur. akupun segera menjilati dan mengisap puting payudaranya. “adduuuhh… ennaakk.. trruuss…” desah tante ivone seraya memegangi kepalaku. sementara tante ivone semakin mendesah tak karuan, tangan kananku meluncur kearah selangkangan dibawah pusar, trus menyusup masuk diantara clana dan CD tante ivone. hingga jari jariku trasa menyentuh rumput halus yg cukup lebat didalamnya. tante ivone membuka pahanya tak kala jari tlunjuk ku berusaha masuk kedalam lobang yg ada ditengah bulu bulu halus miliknya. “aoww..” jerit kecil tante ivone saat tlunjukku brhasil memasuki lobang memeknya. dia pun mengeliatkan tubuhnya penuh gairah nafsu. sementara kontolku smakin mngeras hendak keluar dari bahan yg menutupinya.

cukup lama jari tlunjukku kluar masuk di dalam memek tante ivone, hingga lobang itu mulai terasa basah. sampai akhirnya tangan tante ivone menahan gerakan tanganku dan meminta menyudahinya. “aaachhh… uuddahhh… fad.. accchh..” rintihnya. akupun menarik tnganku dari balik clananya dan meleaskan putihngnyadari mulutku.

“buka pakaianmu dong fad..” seru tante ivone seraya bangkit dan melepskan clana serta CDnya. akupun segera melepaskan semua pakaianku dan bugil seperti dirinya.

dengan senyuman manis kearahku, tante ivone mendekat dan berjongkok tepat didepan selangkanganku. “aowoww, gede bangett..!!” seeru tante ivone sraya telapak tangannya meraih kontolku, sedangkan telapak tangan kirinya mengelus elus kpalanya. hingga kepala kontolku tenggelam masuk kedalam mulutnya. “aaggrhh” aku mlengguh tak kala seluruh kontolku tenggelam msuk kemulutnya. darahku berdesir hangat mnjelari sluruh urat ditubuhku. aku hanya dapat memegangi kepala tante ivone, meremas, serta mengusap usap rambutnya yg ikal sebahu.sementara tante ivone semakin liar, sbnetar mengulum dan mengemud seakan dia ingin sluruh kontolku. ternyata dia lebih liar dari tante rita. trkadang dia menjilati dari batang hingga lobang kencing dikepalanya. “aaaaaaa…” erangku menahan rasa nikmat nan tramat. trasa tubuhku melayang jauh tak menentu.

“gantian dong tann.. aku juga ingin menjilat memekmu..” rengekku, hampir tak mampu menahan nafsuku. ingin rasanya memuntahkan sebanyak banyaknya hingga tante ivone mandi dengan air maniku.

tante ivone segera berdiri dan meninggalkan kontolku yg masih berdiri tegak. kmudian aku meminta dia agar duduk dikursi yg ada. akupun berjongkok menghadap memeknya yg dihiasi bulu lebatnya. kedua kaki tante ivone bertumpu pada kedua bahuku. maka mulutku mulai menjarah memek yg berwarna merah dan lembab.lidahku pun mulai menjelajahi dan menjilati lorong itu.

“aaawwww…. aaaq… iyaaa… truuussss… aasshhhh..” desah tanteivone saat lidahku bermain menjilati lobang memeknya. “adduuhh.. trruusss.. aarrhh.. lebih daalllammm..aahhh.. eeeannnkkkk….. aaarrggg…aaghhh..” rintihnya pula sambil menjambaki rambut dikepalaku. lidahku pun semakin liar dan berusaha masuk lebih dalam lagi. “aarrgghh… gggiilllaaaa.. eennaakkkk….. aaachhh” suara tante ivone tak karuan. lidahku berhenti menjilati lobang memeknya kini berpindah pada daging mungil sebesar biji kacang hijau. ku jilati itil yg berwarna merah dan basah dengan air mazinya dan air liurku.

“aauughh..” suara tantew ivone seperti tersedak sambil merapatkan kedua pahanya hingga menjepit leherku, ketika kuisap itilnya. “aaaaaaa.. aaauuuwwggh… yyaaa..” ucap tante ivone lirihh. “udahhh.. fad.. uuudaaahhh.. fadd…” rengek tante ivone seraya mendorong kpalaku dengan kakinya yg terkulai lemas dibahuku.

akupun melepaskan isapan mulutku pada itil tante ivone dan bangkit brdiri dihadapannya dngan kontol yg masih tegak dan keras. kemudian meminta tante ivone agar bangkit dari duduknya. kini aku yg mengganti posisinya duduk di kursi.

tante ivone naik keatas pahaku dan tubuhnya mengahdap kearahku, hingga tubuh kami saling berhimpitan. kemudian tante ivone membimbing kontolku masuk kelobang memeknya dengan jarinya. “aargggh..” rintih kecil tante ivone ketika kontolku masuk menusuk memeknya. tak lama kemudian bokongnya mulai turun naik, menggesek gesek kontolku didalamnya. akupun membimbingnya dengan memegangi pinggulnya membantu bokongnya trun naik. “aachh.. ooohhh… eennaakk fadd.”

“Aaww.. ucchhh.. aku gak tahan ni fad,,, awwww yesss..” rintih tante ivone sraya menggerakkan bokongnya dengan cepat. akupun membalas reaksinya , dengan melumat lagi payudaranya. “aaawwwhhh..” erang tante ivone sambil menekan bokongnya lebih rapat dengan slangkanganku. akupun mengejang menahan tekanan bokong tante ivone. “acchhh…” akupun akhirnya tak mampu lagi membendung cairan kental dari dalam kontolku. kamipun saling berpelukan erat beberapa saaat dgan bercampur peluh masing masing.

setelah cukup lama kami berpelukan, kamipun bangkit dengan malas, enggan branjak dari suasana yg ada. stlah itu kamipun mandi mmbersihkan tubuh kami masing masing yg bsah dengan peluh syurga.

LEAVE A RESPONSE

Your email address will not be published. Required fields are marked *